Sosok Kapolsek Kradenan Blora Iptu Umbaran Wibowo menjadi sorotan. Sebab diketahui Iptu Imbaran merupakan wartawan di salah satu media televisi, tepatnya sebagai kontributor TVRI selama 14 tahun.
Terkait hal tersebut, akademisi sekaligus pengamat politik Rocky Gerung menjelaskan, di negara otoriter, banyak wartawan yang ternyata seorang intelijen. Namun kata dia, tak berlaku di negara demokrasi.
"Di negara otoriter semua wartawan adalah intel. Jadi kalau disini ada satu, jadi orang menganggap etika demokrasi ko nggak berlaku ya kan itu intinya," ujar Rocky yang dikutip dari akun YouTubenya Rocky Gerung Official, Jumat (16/12/2022).
Sehingga kata Rocky hal tersebut tidak etis menyusupkan intelijen di ranah pers. Menurut Rocky, adanya intelijen yang disusupkan ke ranah pers di era demokrasi menunjukkan negara tak percaya pada pers.
Baca Juga:Kegelian Lesti Kejora Dengarkan Lagu 'Lesti Sayang Rizky Billar' Langsung dari Aldi Taher
"Jadi hal hal itu tidak etis walaupun itu intelijen, tapi kita negara demokratis. Jadi kenapa mesti disusupkan, apa nggak percaya pada pers. Itu artinya negara tidak percaya pada institusi yang akan mengawasi dia yaitu pers dengan negara memasukkan di situ seorang Intel itu juga," papar Rocky.
Namun kata Rocky, Indonesia sudah masuk negara reformasi bukan otoriter, sehingga tak seharusnya disusupkan intel.
"Kita masuk reformasi ngapain pola yang sama walaupun dalam skala yang mungkin kecil masih berlangsung tuh," kata dia.
Lebih lanjut, Rocky menilai kasus intelijen menyamar sebagai wartawan menjadi sebuah kekhawatiran atau kecurigaan antar wartawan. Ia juga menduga kemungkinan ada intelijen yang disusupkan di lembaga lain bahkan di perguruan tinggi.
"Jadi mungkin sekarang para wartawan curiga, jangan-jangan pemimpin redaksinya juga adalah intel gitu kan sehingga timbul tidak kepercayaan pada institusi negara atau mungkin juga di lembaga-lembaga lain dimasukkan Intel. Mungkin perguruan tinggi mungkin ada dosen yang sebetulnya disusup di situ sehingga memantau otak-otak radikal siapa yang berpotensi untuk melakukan makar ini bisa dibaca di dalam papernya," papar dia.
Baca Juga:Andrej Kramaric Naik Pitam Perebutan Juara 3 Piala Dunia 2022 Disebut Cuma Hiburan
Karena itu Rocky menyayangkan adanya intelijen yang disusupkan sebagai wartawan menurutnya dapat menodasi demokrasi.
"Jadi nggak ada kepercayaan pada kemerdekaan institusi untuk mengatur dirnya sendiri, apalagi pers kita harus mengatur dirinya sendiri itu bukan diintai dan diintip itu konsekuensi etisnya," katanya.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan pelantikan Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Kradenan, Blora pada Senin (12/12/2022). Umbaran Wibowo yang ternyata berpangkat Iptu sebelumnya dikenal sebagai jurnalis.
Umbaran Wibowo juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Blora.
Awak media selama ini mengenal Iptu Umbaran Wibowo sebagai kontributor TVRI. Tidak tanggung-tanggung, Wibowo sudah 14 tahun menyamar sebagai jurnalis
Siapa sangka, Umbaran Wibowo juga tercatat sebagai jurnalis bersertifikat resmi dari Dewan Pers, sebagai wartawan madya dengan nomor anggota 8953-PWI/WDya/DP/I/2018/19/10/84.
Namun belakangan terungkap Iptu Umbaran Wibowo rupanya selama ini menjadi seorang Intelijen Khusus (Intelsus) Polda Jateng.
Wibowo juga diketahui sudah tidak aktif alias mengundurkan diri sebagai jurnalis sejak 2021 setelah dilantik menjadi Wakapolsek Blora.