Richard Eliezer atau Bharada E dituntut hukuman 12 tahun penjara atas kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan pidana penjara selama 12 tahun,” kata Jaksa Penuntut Umum Paris Manalu sdi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Menurut Jaksa, Bharada E terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Adapun yang memberatkan tuntutan Bharada E ialah perannya sebagai eksekutor yang mengakibatkan hilangnya nyawa Brigadir J.
Sementara itu, hal meringankan bagi Bharada E adalah tidak pernah dihukum dan berlaku sopan di persidangan.
Selain itu, Bharada E juga dinilai kooperatif selama di persidangan, menyesali perbuatannya, dan keluarga korban sudah memaafkan Richard Eliezer.
“Terdakwa merupakan saksi pelaku yang bekerja sama untuk membongkar kejahatan ini,” kata Paris Manalu.
Sementara itu, pada hari yang sama dengan sidang tuntutan Bharada E, Putri Candrawathi yang juga menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan Brigadir J dituntut hukuman penjara selama delapan tahun.
Tuntutan hukuman terhadap Bharada E dan Putri Candrawathi selanjutnya viral di media sosial hingga menuai berbagai komentar netizen.
Sejumlah netizen merasa tuntutan hukuman terhadap Bharada E dan Putri Candrawathi jauh dari keadilan.
"Kenapa dia (Bharada E) malah yg 12 tahun?? Sedangkan PC 8 th. Ga adil banget. Pdhl dia yg mengungkap kebenaran lho. Miris ya sm hukum di Indonesia. Udh lah saya mending nonton th glory saja..." ujar akun instagram @rifanaj.id.
"Pc 8 taun, padahal akar masalah semua dari dia.." kata @zalfaazaleasukindar.
"Alaaahhh paling itu d sogok duit.. masa sih PC 8th.. sih barada E 12th.. sdgkan dia itu kan disuruh . Dia jg sbnrnya ga mau.. cm sbgai bawahan.. dia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pe detik ini pun barada e.. merasa bersalah & trauma klo inget kejadian pbunuhan itu" papar @sumiyatiimuspidarr.